KATA
PENGANTAR
Mengawali
kata pengantar penulisan makalah ini,tidak ada kalimat yang paling tepat untuk
menunaikan puji syukur kepada Dzat yang maha terpuji yaitu Allah SWT, Shalawat serta
Salam, kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW serta segenap keluarga dan
sahabat-sahabatnya bahkan umatnya hingga akhir zaman.
Pada
kesempatan kali ini pemakalah akan membahas tentang “transkripsi fonetik (al-kitabah
al-shautiyyah)”.Kiranya penulisan makalah ini tidak dapat dikatakan
sempurna, karena ini hanya satu upaya dan usaha kecil untuk menambah
pengetahuan kita tentang pembahasan ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua. Demikian makalah ini kami tulis, atas saran dan keritiknya
kami harapkan untuk penyempurnaan dihari esok.
Ciputat,
22 september 2014
Penyusun
BAB I
PEMBAHASAN
A. Latar
Belakang Masalah
Pada hakikatnya manusia selalu
berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain, hal ini dilakukan untuk
berkomunikasi, bekerja sama, dalam kehidupannya. Adapun bentuk komunikasi
tersebut dapat berupa kegiatan berbahasa yang melibatkan sekurang-kurangnya dua
individu dalam proses komunikasi. Dapat difungsikan dua individu tersebut dapat
berperan sebagai “sender” dan yang satu sebagai “receiver”. Dalam hal ini
komunikasi merupakan bentuk interaksi dua arah.
Salah satu pengetahuan yang diperlukan untuk memahami suatu bahasa
adalah pengetahuan tentang posisi dan fungsi bunyi dalam bahasa, juga bagaimana
bunyi itu dirangkai bersama untuk membentuk beberapa unit makna. Oleh karna
itu, pengetahuan tidak dianggap lengkap dengan hanya memahami morfem, kata,
frasa, dan kalimat saja, tanpa mengetahui bunyi bahasa. Transkripsi fonetik
pada bab ini, merupakan bab ke-8 yang digunakan dalam penulisan fonetik menjadi
pembeda antara bunyi bahasa yang satu dengan bunyi bahasa yang lain. Studi
fonetik ini memerlukan potensi yang melibatkan pemahaman, keterampilan
pelafalan fonetik alfabet (أبجدية صوتية), keterampilan
pentranskripsian, dan aktivitas lainnya.
B. Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana definisi transkripsi fonetik
2.
Apa tujuan dan manfaat transkripsi
fonetik
3.
Bagaimana cara membuat transkripsi
fonetik
C. Tujuan
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menambah wawasan mengenai transkripsi fonetik.
1. Untuk menambah wawasan mengenai transkripsi fonetik.
2. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat
transkripsi.
3. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah fonologi bahasa arab.
3. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah fonologi bahasa arab.
BAB II
PEMBAHASAAN
A. Definisi
Transkripsi fonetik (الكتا بة الصوتية)
Transkripsi fonetik adalah perekaman bunyi dalam bentuk lambang
tulis. Lambang bunyi atau lambang fonetis (phonetic syimbol) yang
ditetapkan oleh The International
phonetic Assosiation (IPA), yaitu persatuan para guru yang berdiri sejak
akhir abad ke-19, yang didirikan untuk mempopulerkan metode baru dalam
pengajaran bahasa yang lebih menekankan
pada pada pengajaran bahasa lisan. Sistem lambang yang digunakan oleh IPA ini
lazim disebut The International phonetic Alfabet yang disingkat
IPAjuga. Alpabet IPA ini merupakan serangkaian lambang yang didasarkan pada
alfabet latin, yang diciptakan untuk keperluan memberikan semua bunyi bahasa
yang ada didunia. Oleh karena jumlah bunyi yang ada dalam bangsa-bangsa didunia
ini lebih banyak jumlah huruf yang ada. Maka IPA melakukan modifikasi
bentuk-bentuk huruf guna mebedakan bunyi-bunyi yng berlainan. Dalam melakukan
modifikasi bentuk huruf itu selalu diusahakan agar bunyi-bunyi yang banyak
persamaannya diberi lambang atau bentuk dasar yang sama perbedaanya hanya
penambahan diakritik saja.[1]
علم الأصوات اللغوية هو العلم الذي يحلل ويسجل الأصوات وغيرها من
عناصر الكلام
Ilmu
bunyi bahasa adalah ilmu yang meneliti dan merekam berbagai bunyi dari
unsur-unsur kata lainya.[2]
Chaer dalam bukunya berpendapat yang dimaksud dengan transkripsi
fonetik adalah penulisan bunyi-bunyi bahasa secara akurat atau secara tepat
dengan menggunakan huruf atau fonetik. Huruf fonetik ini dibuat berdasarkan
huruf (alfabet) latin yang dimodifikasi, atau diberi tanda-tanda diakritik.
1
Mengapa ? karena alfabet latin hanya berjumlah 26 buah huruf,
padahal bunyi-bunyi huruf sangat banyak ; melebihi huruf latin. Misalnya, huruf
vokal hanya ada lima buah , yaitu <a>, <i>, <u>, <e>,
dan <o>, padahal fonem vokal bahasa indonesia saja ada enam buah yaitu
/a/; /i/; /e/; / ə /; /u/; dan /o/.
Jadi, untuk fonem vokal keempat digunakan huruf <e> yang
dimodifikasi dibalik menjadi< ə >. Contoh lain, bunyi <o> pada
kata <toko> dan <tokoh>tidak sama ; maka untuk bunyi <o> pada
kata <toko> digunakan huruf <o>; sedangkan untuk bunyi <o> pada kata
<tokoh>digunakan huru < > yaitu huruf <o> yang bagian awalnya
dibuang. Bunyi <e> pada kata <sate>,<kera>, dan
<monyet> adalah tidak sama; maka untuk bunyi [e] pada kata <sate>
diguankan huruf fonetik <e>; untuk bunyi [e] pada kata <kera>
digunakan huruf fonetik < ə >, pada kata <monyet> digunakan
huruf [ɛ]. Dengan demikian ketiga kata itu secara fonetik ditulis menjadi
[sate], [k ə ra], dan [moñ ɛ t].
Kita lihat, pada
dasarnya dalam kajian fonetik, satu huruf hanya digunakan untuk satu bunyi ;
atau satu bunyi dilambangkan dengan satu huruf. Tidak ada pengguna satu huruf
untuk dua bunyi yang berbeda ; juga tidak ada pengguna dua huruf yang berbeda
untuk satu bunyi.
Dalam berbagai buku fonologi atau fonetik, dan berbagai kamus
inggris kita lihat berbagai macam tulisan fonetik. Setiap pakar memang dapat
membuatnya sendiri, untuk keperluan yang biasanya disesuaikan dengan keadaan
fonetik bahsa yang dikajinya.namun dalam kajian linguistik internasional
dikenal adanya abjad fonetik yaitu IPA. Yang mulai diperkenalkan pada tahun
1886 oleh The
International phonetic Assosiation; yang kemudian telah berkali-kali direvisi.
Revisi terakhir adalah pada tahun 1989.
Adanya usaha untuk membuat atau menyusun
abjad fonetik oleh sejumlah pakar antara lain, karena abjad IPA itu belum
lengkap, belum dapat mencakup untuk semua bunyi yang terdapat dalam berbahasa
didunia ini, atau satu bahasa tertentu.
Namun, semuanya tetap bersandar pada alfabet Latin, yang dimodifikasi.[3] 2
B. Tujuan
dan Manfaat transkripsi fonetik
Tujuan transkripsi fonetis secara etimologi bahwa transkripsi
berasal dari trans pindah, mengubah, memindah’dan skripsi `tulisan’. Maksudnya
tindakan memindah dari lisan ke dalam tulisan. Kegiatan ini membutuhkan latihan
yang terus – menerus sebab kemahiran menulis fonetis akan muncul secara baik
bila seseorang mengadakan latihan secara kontinu. Ujaran seseorang (la
parole) kadang mengandung kesalahan pelafalan, maka kesalahan tersebut
dapat ditunjukkan dengan membuat transkripsi fonetis.
Bahasa tulis
merupakan representasi dari bahasa lisan. Tulisan fonetis juga dibuat
berdasarkan bahasa tulis (bentuk tulisan ortografis). Tulisan fonetis
mempergunakan lambang bunyi bahasa yang sudah ada dalam bab bunyi bahasa
segmental. Tulisan fonetis dibuat untuk menyarankan bunyi bahasa. Artinya,
apabila tulisan tersebut dibaca, maka terdengar ucapan yang pernah didengar
sebelumnya. Tentu saja tidak akan mirip seratus persen. Alasanya, orang
memiliki alat ucap yang berbeda sehingga kualitas suara yang dihasilkan akan
berbeda.[4]
C. Contoh transkripsi fonetik[5]
Lambang Fonetis
|
Alfabet Latin
|
Contoh
|
|
[i]
|
Sama dengan huruf i
|
[bi+sa] ‘bisa’, [sa+ḍis] ‘sadis
|
|
[I]
|
Sama dengan huruf i bertilde
|
[so+pIr] ‘sopir’, [sIk’+sa] ‘siksa’
|
|
[e]
|
Sama dengan huruf e
|
[sa+te] ‘sate’, [so+re] ‘sore
|
|
[ɛ]
|
Sama dengan huruf e capital
|
[pən+d ɛ?] ‘pendek’, [r ɛ+m ɛh] ‘remeh’
|
|
[ə]
|
Sama dengan huruf e terbalik
|
[kə+lə+la+war] ‘kelelawar’
|
|
[a]
|
Sama dengan huruf a
|
[pa+rah] ‘parah’, [sã+ka] ‘saka’
|
|
[u]
|
Sama dengan huruf u
|
[bu+ku] ‘buku’, [mu+tu] ‘mutu’
|
|
[U]
|
Sama dengan huruf u kapital
|
[ba+tU?] ‘batuk’, [um+bUl] ‘umbul’
|
|
[o]
|
Sama dengan huruf o
|
[so +to] ‘soto’, [ka+do] ‘kado’
|
|
[O]
|
Sama dengan huruf o kapital
|
[?Oñ+cOm] ‘oncom’, [bO+rOs]
‘boros’
|
|
[aw]
|
Huruf a dan w subscript
|
[pa+yaw] ‘payau’, [ha+ri+maw]
‘harimau’
|
|
[Ay]
|
Huruf a dan y subscript
|
[san+tay] ‘santai’, [tu+pay]
‘tupai’
|
|
[Oy]
|
Huruf o kapital dan y subscript
|
[kO+bOy] ‘koboi’, [am+bOy]
‘amboi’
|
|
[p]
|
Sama dengan huruf p
|
[pa+pan] ‘papan’, [ku+paš] ‘kupas’
|
|
[p’]
|
Huruf p berpetik tunggal
|
[sap’+ta] ‘sapta’, [a+tap’] ‘atap’
|
|
[b]
|
Sama dengan huruf b
|
[ka+bar] ‘kabar’, [bu+tUh] ‘butuh’
|
|
[t]
|
Sama dengan huruf t
|
[ta+ta] ‘tatar’, [tin+ta] ‘tinta’
|
|
[t’]
|
Huruf berpetik tunggal
|
[a+dat’] ‘adat’, [O+bat’] ‘obat’
|
|
[ṭ]
|
Huruf t bertitik bawah
|
[pən+ṭOl] ‘penthol’([bakso), [ṭu+ṭU?]
‘pukul’(Jawa)
|
|
[d]
|
Sama dengan huruf d
|
[da+di] ‘jadi’, [du+du] ‘bukan’ (Jawa)
|
|
[k]
|
Sama dengan huruf k
|
[ka+ka?] ‘kakak’, [ku+pas] ‘kupas
|
|
[k’]
|
Huruf k berpetik tunggal
|
[po+li+tik’] ‘politik’, [prak’+tis] ‘praktis’
|
|
[?]
|
Sama dengan tanda Tanya
|
[a+ja?] ‘ajak’, [ba?+so? ‘bakso’
|
|
[g]
|
Sama dengan huruf g
|
[ga+gal] ‘gagal’, [gu+la] ‘gula’
|
|
[m]
|
Sama dengan huruf m
|
[ma+lam] ‘malam’, [lam+pu] ‘lampu
|
|
[n]
|
Sama dengan huruf n
|
[pin+tu] ‘pintu’, [pən ťiɳ] ‘penting’
|
|
[ṇ]
|
Huruf n bertitik bawah
|
[ṇa+ma] ‘nama’, [ta+ ṇam] ‘tanam’
|
|
[ñ]
|
Huruf n bertilde
|
[ña+ta] ‘nyata’, [ña+ ñi] ‘nyanyi’
|
|
[ῆ]
|
Huruf n berekor
|
[pu+laῆ] ‘pulang’, [pa ῆ+kal] ‘pangkal’
|
|
[c]
|
Sama dengan huruf c
|
[ca+car] ‘cacar’, [cu+ra ƞ] ‘curang’
|
|
[j]
|
Sama dengan huruf j
|
[ja+ja?] ‘jajak’, [ja+ra?] ‘jarak’
|
|
[l]
|
Sama dengan huruf l
|
[la+lu] ‘lalu’, [li+pat’] lipat’
|
|
[r]
|
Sama dengan huruf r
|
[ra+mah] ‘ramah’, [ru+mah] ‘rumah’
|
|
[s]
|
Sama dengan huruf s
|
[sa+ri] ‘sari’, [su+rat’] surat’
|
|
[š]
|
Huruf s bertlide
|
[ša+rat] ‘syarat’, [ma+ša+ra+kat’]
‘masyarakat’
|
|
[z]
|
Sama dengan huruf z
|
[za+man] ‘zaman’, [zi+a+rah] ‘ziarah’
|
|
[x]
|
Sama dengan huruf x
|
[xas] ‘khas’, [xa+lîk’] ‘khalik’
|
|
[ﻻ]
|
Huruf x bergelung bawah
|
[ba+liﻻ]
‘baligh’ [ma ﻻ+rîp’] ‘maghrib’
|
|
[h]
|
Sama dengan huruf h
|
[ha+lus] ‘halus’ [ni+hîl] ‘nihil’
|
|
[ħ]
|
Huruf h bertangkai di atas
|
[maħ+ka+mah] ‘mahkmah’, [maħ+lU?] ‘makhluk’
|
|
[w]
|
Sama dengan huruf wћ
|
[wa+jar] ‘wajar’, [ta+wa] ‘tawa’
|
|
[ώ]
|
Huruf w bergaris bawah
|
[ώ+ώît] ‘mulai’, [ru+ώət] ‘rumit’ [Jawa)
|
|
[y]
|
Sama dengan huruf y
|
Ba+yi] ‘bayi’, [pə+la+yan] ‘pelayan’
|
|
5
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Perubahan atau perbedaan dari yang
tersebut diatas bisa saja dilakukan asal saja digunakan secara konsisten.
·
Dalam
tulisan fonetik setiap bunyi, baik yang segmental maupun superasegmental, dilambangkan
secara akurat, persis seperti yang diucapkan. Setiap bunyi dilambangkan dengan
lambang-lambang sendiri, meskipun perbedaannya hanya sedikit.
·
Untuk menandai perbedaan-perbedaan bunyi
yang kecil digunakan tanda-tanda diakritik.
·
Disamping tulisan fonetik ada juga
tulisan fonemik dan tulisan ortografis. Dalam tulisan fonemik setiap fonem dilambangkan dengan sebuah lambang. Jadi, ada
kemungkinan kurang akurat bila dibandingkan dengan tulisan fonetik. Sedangkan
ortografis adalah tulisan menurut sistem ejaan yang berlaku untuk suatu bahasa.
6
DAFTAR PUSTAKA
Muslich
Masnur, Fonologi Bahasa Indonesia ( Jakarta: Bumi Aksara, 2011) .
Chaer Abdul, Fonologi Bahasa Indonesia ( Jakarta:
Rineke Cipta, 2009 ).
Al-Sa’ran Mahmud, Ilm al-Lughah Muqaddimah
li al-Qari al-Arabi (Beirut: Daar Nahdal Arabiyyah, Tth).
http://erlinfradita, blogspot.com/2013/03/fonetik.html.
7
[1]Masnur Muslich, Fonologi Bahasa Indonesia(Jakarta: Bumi aksara,
2011) hal. 42
[2] Mahmud Al-Sa’ran, Ilm al-Lughah Muqaddimah li al-Qari al-Arabi
(Beirut: Daar Nahdal Arabiyyah, Tth) hal.113
[3] Abdul Chaer. Fonologi Bahasa Indonesia.(Jakarta: Rineka Cipta,
2009) hal. 14
[5]Masnur Muslich. Fonologi Bahasa Indonesia.(Jakarta: Bumi aksara,
2011) hal. 43
Tidak ada komentar:
Posting Komentar