Minggu, 12 Oktober 2014

Transkripsi fonetik






KATA PENGANTAR
            Mengawali kata pengantar penulisan makalah ini,tidak ada kalimat yang paling tepat untuk menunaikan puji syukur kepada Dzat yang maha terpuji yaitu Allah SWT, Shalawat serta Salam, kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW serta segenap keluarga dan sahabat-sahabatnya bahkan umatnya hingga akhir zaman.
            Pada kesempatan kali ini pemakalah akan membahas tentang “transkripsi fonetik (al-kitabah al-shautiyyah).Kiranya penulisan makalah ini tidak dapat dikatakan sempurna, karena ini hanya satu upaya dan usaha kecil untuk menambah pengetahuan kita tentang pembahasan ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Demikian makalah ini kami tulis, atas saran dan keritiknya kami harapkan untuk penyempurnaan dihari esok.






                                                                                    Ciputat, 22 september  2014
                                                                                               

    Penyusun




BAB I
PEMBAHASAN
A.   Latar Belakang Masalah

Pada hakikatnya manusia selalu berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain, hal ini dilakukan untuk berkomunikasi, bekerja sama, dalam kehidupannya. Adapun bentuk komunikasi tersebut dapat berupa kegiatan berbahasa yang melibatkan sekurang-kurangnya dua individu dalam proses komunikasi. Dapat difungsikan dua individu tersebut dapat berperan sebagai “sender” dan yang satu sebagai “receiver”. Dalam hal ini komunikasi merupakan bentuk interaksi dua arah.

Salah satu pengetahuan yang diperlukan untuk memahami suatu bahasa adalah pengetahuan tentang posisi dan fungsi bunyi dalam bahasa, juga bagaimana bunyi itu dirangkai bersama untuk membentuk beberapa unit makna. Oleh karna itu, pengetahuan tidak dianggap lengkap dengan hanya memahami morfem, kata, frasa, dan kalimat saja, tanpa mengetahui bunyi bahasa. Transkripsi fonetik pada bab ini, merupakan bab ke-8 yang digunakan dalam penulisan fonetik menjadi pembeda antara bunyi bahasa yang satu dengan bunyi bahasa yang lain. Studi fonetik ini memerlukan potensi yang melibatkan pemahaman, keterampilan pelafalan fonetik alfabet (أبجدية صوتية), keterampilan pentranskripsian, dan aktivitas lainnya.

B.   Rumusan Masalah
1.   Bagaimana definisi transkripsi fonetik
2.   Apa tujuan dan manfaat transkripsi fonetik
3.   Bagaimana cara membuat transkripsi fonetik

C.   Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menambah wawasan mengenai transkripsi fonetik.
   2. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat transkripsi.
   3. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah fonologi bahasa arab.

BAB II
PEMBAHASAAN


A.     Definisi Transkripsi fonetik (الكتا بة الصوتية)

Transkripsi fonetik adalah perekaman bunyi dalam bentuk lambang tulis. Lambang bunyi atau lambang fonetis (phonetic syimbol) yang ditetapkan  oleh The International phonetic Assosiation (IPA), yaitu persatuan para guru yang berdiri sejak akhir abad ke-19, yang didirikan untuk mempopulerkan metode baru dalam pengajaran bahasa  yang lebih menekankan pada pada pengajaran bahasa lisan. Sistem lambang yang digunakan oleh IPA ini lazim disebut The International phonetic Alfabet yang disingkat IPAjuga. Alpabet IPA ini merupakan serangkaian lambang yang didasarkan pada alfabet latin, yang diciptakan untuk keperluan memberikan semua bunyi bahasa yang ada didunia. Oleh karena jumlah bunyi yang ada dalam bangsa-bangsa didunia ini lebih banyak jumlah huruf yang ada. Maka IPA melakukan modifikasi bentuk-bentuk huruf guna mebedakan bunyi-bunyi yng berlainan. Dalam melakukan modifikasi bentuk huruf itu selalu diusahakan agar bunyi-bunyi yang banyak persamaannya diberi lambang atau bentuk dasar yang sama perbedaanya hanya penambahan diakritik saja.[1]
علم الأصوات اللغوية هو العلم الذي يحلل ويسجل الأصوات وغيرها من عناصر الكلام
Ilmu bunyi bahasa adalah ilmu yang meneliti dan merekam berbagai bunyi dari unsur-unsur kata lainya.[2]
Chaer dalam bukunya berpendapat yang dimaksud dengan transkripsi fonetik adalah penulisan bunyi-bunyi bahasa secara akurat atau secara tepat dengan menggunakan huruf atau fonetik. Huruf fonetik ini dibuat berdasarkan huruf (alfabet) latin yang dimodifikasi, atau diberi tanda-tanda diakritik.

1
Mengapa ? karena alfabet latin hanya berjumlah 26 buah huruf, padahal bunyi-bunyi huruf sangat banyak ; melebihi huruf latin. Misalnya, huruf vokal hanya ada lima buah , yaitu <a>, <i>, <u>, <e>, dan <o>, padahal fonem vokal bahasa indonesia saja ada enam buah yaitu /a/; /i/; /e/; / ə /; /u/; dan /o/.
Jadi, untuk fonem vokal keempat digunakan huruf <e> yang dimodifikasi dibalik menjadi< ə >. Contoh lain, bunyi <o> pada kata <toko> dan <tokoh>tidak sama ; maka untuk bunyi <o> pada kata <toko> digunakan huruf <o>; sedangkan  untuk bunyi <o> pada kata <tokoh>digunakan huru < > yaitu huruf <o> yang bagian awalnya dibuang. Bunyi <e> pada kata <sate>,<kera>, dan <monyet> adalah tidak sama; maka untuk bunyi [e] pada kata <sate> diguankan huruf fonetik <e>; untuk bunyi [e] pada kata <kera> digunakan huruf fonetik < ə >, pada kata <monyet> digunakan huruf [ɛ]. Dengan demikian ketiga kata itu secara fonetik ditulis menjadi [sate], [k ə ra], dan [moñ ɛ t].
Kita lihat, pada dasarnya dalam kajian fonetik, satu huruf hanya digunakan untuk satu bunyi ; atau satu bunyi dilambangkan dengan satu huruf. Tidak ada pengguna satu huruf untuk dua bunyi yang berbeda ; juga tidak ada pengguna dua huruf yang berbeda untuk satu bunyi.
Dalam berbagai buku fonologi atau fonetik, dan berbagai kamus inggris kita lihat berbagai macam tulisan fonetik. Setiap pakar memang dapat membuatnya sendiri, untuk keperluan yang biasanya disesuaikan dengan keadaan fonetik bahsa yang dikajinya.namun dalam kajian linguistik internasional dikenal adanya abjad fonetik yaitu IPA. Yang mulai diperkenalkan pada tahun 1886 oleh The International phonetic Assosiation; yang kemudian telah berkali-kali direvisi. Revisi terakhir adalah pada tahun 1989.
Adanya usaha untuk membuat atau menyusun abjad fonetik oleh sejumlah pakar antara lain, karena abjad IPA itu belum lengkap, belum dapat mencakup untuk semua bunyi yang terdapat dalam berbahasa didunia ini,  atau satu bahasa tertentu. Namun, semuanya tetap bersandar pada alfabet Latin, yang dimodifikasi.[3]                                              2
B. Tujuan dan Manfaat transkripsi fonetik
Tujuan transkripsi fonetis secara etimologi bahwa transkripsi berasal dari trans pindah, mengubah, memindah’dan skripsi `tulisan’. Maksudnya tindakan memindah dari lisan ke dalam tulisan. Kegiatan ini membutuhkan latihan yang terus – menerus sebab kemahiran menulis fonetis akan muncul secara baik bila seseorang mengadakan latihan secara kontinu. Ujaran seseorang (la parole) kadang mengandung kesalahan pelafalan, maka kesalahan tersebut dapat ditunjukkan dengan membuat transkripsi fonetis.
Bahasa tulis merupakan representasi dari bahasa lisan. Tulisan fonetis juga dibuat berdasarkan bahasa tulis (bentuk tulisan ortografis). Tulisan fonetis mempergunakan lambang bunyi bahasa yang sudah ada dalam bab bunyi bahasa segmental. Tulisan fonetis dibuat untuk menyarankan bunyi bahasa. Artinya, apabila tulisan tersebut dibaca, maka terdengar ucapan yang pernah didengar sebelumnya. Tentu saja tidak akan mirip seratus persen. Alasanya, orang memiliki alat ucap yang berbeda sehingga kualitas suara yang dihasilkan akan berbeda.[4]  
C.   Contoh transkripsi fonetik[5]
Lambang Fonetis
Alfabet Latin
Contoh
[i]
Sama dengan huruf i
[bi+sa] ‘bisa’, [sa+ḍis] ‘sadis
[I]
Sama dengan huruf i bertilde
[so+pIr] ‘sopir’, [sIk’+sa] ‘siksa’
[e]
Sama dengan huruf e
[sa+te] ‘sate’, [so+re] ‘sore
[ɛ]
Sama dengan huruf e capital
[pən+d ɛ?] ‘pendek’, [r ɛ+m ɛh] ‘remeh’
[ə]
Sama dengan huruf e terbalik
[kə+lə+la+war] ‘kelelawar’
[a]
Sama dengan huruf a
[pa+rah] ‘parah’, [sã+ka] ‘saka’
[u]
Sama dengan huruf u
[bu+ku] ‘buku’, [mu+tu] ‘mutu’
[U]
Sama dengan huruf u kapital
[ba+tU?] ‘batuk’, [um+bUl] ‘umbul’
[o]
Sama dengan huruf o
[so +to] ‘soto’, [ka+do] ‘kado’
[O]
Sama dengan huruf o kapital
[?Oñ+cOm] ‘oncom’, [bO+rOs] ‘boros’
[aw]
Huruf a dan w subscript
[pa+yaw] ‘payau’, [ha+ri+maw] ‘harimau’
[Ay]
Huruf a dan y subscript
[san+tay] ‘santai’, [tu+pay] ‘tupai’
[Oy]
Huruf o kapital dan y subscript
[kO+bOy] ‘koboi’, [am+bOy] ‘amboi’
[p]
Sama dengan huruf p
[pa+pan] ‘papan’, [ku+paš] ‘kupas’
[p’]
Huruf p berpetik tunggal
[sap’+ta] ‘sapta’, [a+tap’] ‘atap’
[b]
Sama dengan huruf b
[ka+bar] ‘kabar’, [bu+tUh] ‘butuh’
[t]
Sama dengan huruf t
[ta+ta] ‘tatar’, [tin+ta] ‘tinta’
[t’]
Huruf berpetik tunggal
[a+dat’] ‘adat’, [O+bat’] ‘obat’
[ṭ]
Huruf t bertitik bawah
[pən+ṭOl] ‘penthol’([bakso), [ṭu+ṭU?] ‘pukul’(Jawa)
[d]
Sama dengan huruf d
[da+di] ‘jadi’, [du+du] ‘bukan’ (Jawa)


 [k]
Sama dengan huruf k
[ka+ka?] ‘kakak’, [ku+pas] ‘kupas
[k’]
Huruf k berpetik tunggal
[po+li+tik’] ‘politik’, [prak’+tis] ‘praktis’
[?]
Sama dengan tanda Tanya
[a+ja?] ‘ajak’, [ba?+so? ‘bakso’
[g]
Sama dengan huruf g
[ga+gal] ‘gagal’, [gu+la] ‘gula’
[m]
Sama dengan huruf m
[ma+lam] ‘malam’, [lam+pu] ‘lampu
[n]
Sama dengan huruf n
[pin+tu] ‘pintu’, [pən ťiɳ] ‘penting’
[ṇ]
Huruf n bertitik bawah
[ṇa+ma] ‘nama’, [ta+ ṇam] ‘tanam’
[ñ]
Huruf n bertilde
[ña+ta] ‘nyata’, [ña+ ñi] ‘nyanyi’
[ῆ]
Huruf n berekor
[pu+laῆ] ‘pulang’, [pa ῆ+kal] ‘pangkal’
[c]
Sama dengan huruf c
[ca+car] ‘cacar’, [cu+ra ƞ] ‘curang’
[j]
Sama dengan huruf j
[ja+ja?] ‘jajak’, [ja+ra?] ‘jarak’
[l]
Sama dengan huruf l
[la+lu] ‘lalu’, [li+pat’] lipat’
[r]
Sama dengan huruf r
[ra+mah] ‘ramah’, [ru+mah] ‘rumah’
[s]
Sama dengan huruf s
[sa+ri] ‘sari’, [su+rat’] surat’
[š]
Huruf s bertlide
[ša+rat] ‘syarat’, [ma+ša+ra+kat’] ‘masyarakat’
[z]
Sama dengan huruf z
[za+man] ‘zaman’, [zi+a+rah] ‘ziarah’
[x]
Sama dengan huruf x
[xas] ‘khas’, [xa+lîk’] ‘khalik’
[]
Huruf x bergelung bawah
[ba+li] ‘baligh’ [ma+rîp’] ‘maghrib’
[h]
Sama dengan huruf h
[ha+lus] ‘halus’ [ni+hîl] ‘nihil’
[ħ]
Huruf h bertangkai di atas
[maħ+ka+mah] ‘mahkmah’, [maħ+lU?] ‘makhluk’
[w]
Sama dengan huruf wћ
[wa+jar] ‘wajar’, [ta+wa] ‘tawa’
[ώ]
Huruf w bergaris bawah
[ώ+ώît] ‘mulai’, [ru+ώət] ‘rumit’ [Jawa)
[y]
Sama dengan huruf y
Ba+yi] ‘bayi’, [pə+la+yan] ‘pelayan’





5

BAB III
PENUTUP


Kesimpulan
Perubahan atau perbedaan dari yang tersebut diatas bisa saja dilakukan asal saja digunakan secara konsisten.
·         Dalam  tulisan fonetik setiap bunyi, baik yang segmental maupun superasegmental, dilambangkan secara akurat, persis seperti yang diucapkan. Setiap bunyi dilambangkan dengan lambang-lambang sendiri, meskipun perbedaannya hanya sedikit.
·         Untuk menandai perbedaan-perbedaan bunyi yang kecil digunakan tanda-tanda diakritik.
·         Disamping tulisan fonetik ada juga tulisan fonemik dan tulisan ortografis. Dalam tulisan fonemik setiap fonem  dilambangkan dengan sebuah lambang. Jadi, ada kemungkinan kurang akurat bila dibandingkan dengan tulisan fonetik. Sedangkan ortografis adalah tulisan menurut sistem ejaan yang berlaku untuk suatu bahasa.














6


DAFTAR PUSTAKA

Muslich Masnur, Fonologi Bahasa Indonesia ( Jakarta: Bumi Aksara, 2011) .
Chaer Abdul,  Fonologi Bahasa Indonesia ( Jakarta: Rineke Cipta, 2009 ).

 Al-Sa’ran Mahmud, Ilm al-Lughah Muqaddimah li al-Qari al-Arabi (Beirut: Daar Nahdal Arabiyyah, Tth).

http://erlinfradita, blogspot.com/2013/03/fonetik.html.



































7



[1]Masnur Muslich, Fonologi Bahasa Indonesia(Jakarta: Bumi aksara, 2011) hal. 42

[2] Mahmud Al-Sa’ran, Ilm al-Lughah Muqaddimah li al-Qari al-Arabi (Beirut: Daar Nahdal Arabiyyah, Tth) hal.113
[3] Abdul Chaer. Fonologi Bahasa Indonesia.(Jakarta: Rineka Cipta, 2009) hal. 14
[5]Masnur Muslich. Fonologi Bahasa Indonesia.(Jakarta: Bumi aksara, 2011) hal. 43
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar